Melangkah Pergi

Aku tau dari awal hanya aku yang memupuk cinta ini.
Yang berjuang dari start sendirian.
Aku hanya bisa memelukmu dengan doa.
Karna pada kenyataannya kamu dipeluk wanita lain.

Aku masih bertahan dengan mimpi kita.
Mimpi untuk hidup berdua menjalankan laju roda kehidupan bersama.
Membangun usaha yang sesuai dengan hobi kita.
Berdiri satu meter dibelakangmu membuat hatiku bergetar, andai aku dapat menghabiskan waktu denganmu.
Merapalkan doaku dibelakangmu, serta mengamini setiap doamu.

Cukup setahun aku menunggu bersahabat dengan ketidakpastian.
Karena dirimu juga bimbang untuk memilih aku atau dia.
Dia yang dari awal tak ada, kamu masukan dalam lingkaran cerita cinta kita.
Berbekal kasihan, namun mana ada yang bisa memberi kepastian bahwa wanita itu tidak menyimpan rasa kepadamu.

Butuh waktu untuk aku menenangkan diri
setelah semua yang terjadi.
Setelah lama aku menyangkal keadaan ini.
Tiba waktunya ku sadari.
Tembok kepercayaan yang aku bangun, seketika roboh dihantam sebuah kenyataan pahit.

Taurusku, Ijinkanlah aku melangkah pergi.
Karena rumah yang aku tuju bukan milikmu lagi.
Bukan karena lelaki lain, namun aku tak sanggup hidup dalam rumah yang memiliki dua kisah cinta.
Aku ingin singgah dirumah yang pemiliknya hanya mengijinkan satu penghuni lagi, tidak lebih.

Aku tak tau akan setegar apa atau akan serapuh apa.
Setidaknya aku pergi karena orang yang aku perjuangkan juga memperjuangkan orang lain.

Ku ucapkan selamat dengan status barumu.
Ku dengar kau baru saja melamar wanita itu.
Membangun cinta dirumah yang dulu pernah aku dambakan.
Semoga lancar hingga hari pernikahanmu taurusku, selamat menyandang gelar calon suami wanita itu.

With love,
Seseorang yang dulu selalu menjadikanmu raja di tahta kerajaan hatinya

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Pertemuan

Menangisi temanku

sebuah keikhlasan