Posts

Bertemu Kembali

Aku hampir lupa berapa bulan kita tidak bertemu. Entahlah jari tangan tak sanggup untuk menghitungnya. Hai kamu, pesonamu masih tetap sama. Sorot mata dan senyummu juga masih sama. Mungkin hanya perasaan yang berbeda. Senang bertemu denganmu kembali. Dulu aku sering berdoa yang isinya kurang lebih begini. "Tuhan jika diberi kesempatan lagi, aku pengen ketemu sama dia walau hanya 1 detik tak apa". Tuhan mengabulkannya beberapa bulan kemudian. Tidak 1 detik, namun beberapa menit. Terima kasih Tuhan, telah diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengannya. Jogjakarta, 31-10-2017

Menghindar mungkin lebih baik

Setelah keputusan untuk menjauhimu Hai ada kata menyesal dalam batinku Pertentangan dengan diriku terjadi adanya Namun mungkin menjauh dengan segala alasanku lebih baik Entah disisi lain kau dapat menerimanya atau tidak Terima kasih untuk pertemanan selama ini Ya berteman mungkin lebih baik walau kenyataannya tak kan sama Tak kan sama seperti dulu Aku masih ingat bekas luka berakhirnya kisah cinta dan pertemananku Walau aku tau kau mungkin berbeda, kau bukan masa laluku Tapi sudahlah ini keputusanku  Salam dari seseorang yang kadang membuka profil instagram maupun whatsappmu secara diam-diam

Tentang Kemampuan Memilih

Semua orang dilahirkan untuk memilih sebuah pilihan bukan. Saat persimpangan untuk memilih sudah dekat dan kamu belum siap, kamu harus gimana? harus berbuat apa? masih galau? masih bingung? Semua pilihan pasti ada plus minusnya. Selalu berhati hati dalam memilih. Namun jangan terlalu lama memilih. Bisa jadi pilihan untuk dipilih olehmu sudah tiada atau berkurang.

Sebuah Pertemuan

Aku punya sahabat dari SMA namanya Annis Irawati. Temen deket banget, apa aja dia tau. Pernah up and down juga, bete, marahan, ketawa, jalan lagi. Sekarang kami susah bertemu. Hanya sekedar makan saja susah. Kesibukan kami berdua yang memaksa kami. Minggu ini sudah diplan namun ada acara dadakan dari kami berdua sehingga alternatif hari itu gagal. Walau untuk komunikasi kami masih tetap lancar. Dan akan tetap lancar sampai besok besok dan besoknya lagi sampai tua mungkin. Aku berharap kita bisa jalan lagi walau nanti kita sudah tua. Menikmati secangkir kopi bersama. Terima kasih sudah menjadi teman dan bagian dari hidupku nis. Semangat untuk meraih masa depan ya. You know i love you. Thanks for sweet memory of us. JOG, 6 feb 2016 Your Friend, Arin

Jangan Sesukamu

Kamu hadir itu sesukamu Kemudian pergi sesukamu juga Aku sadar tak ada hak Cuma bisa menerima semua dengan lapang dada Jangan datang lagi bila hanya akan pergi Jangan mengajari bila kau jadi obyek penerapan Sakit hatiku masih tersisa Belum kering sempurna luka ini Aku tak sanggup bila harus melihat kau pergi Pergi dengan wanita itu Meninggalkan luka kembali Terima kasih pelajarannya Akan ku pilih lelaki yang pantas Yang pasti akan menjaga hati wanitanya Tidak menempel diwanita lain Tidak mempermainkan waktu Yogyakarta, 05 Feb 2016 01.30 AM

Menangisi temanku

Kembali mengingat kala itu. Dimana aku menangisi kenyataan. Prinsip kita tak lagi sama. Waktu yang tak memperbolehkan kita bertemu. Sedikit waktu yang kita miliki, hanya diisi dengan pertemuan singkat. Harusnya aku sadar bahwa kamu tlah jauh berubah. Namun aku dengan semua projectku yg tak mengijinkan aku untuk melihatnya. Angin kecil datang dan mematahkan dahanku. Seperti hatiku yang lebih kau pilih untuk tinggalkan. Mencintai sahabat itu salah satu kesalahan terbesarku. Walau semua sudah aku perhitungkan. Tapi persetan itu semua saat hati sedang dimabuk asmara. Kini kau mengenalku saja tidak. Untuk sekedar menyapa saja pun tak bisa. Untuk tetap menjaga kontakpun tidak. Untuk melupakan kenanganmu membutuhkan waktu yg tak singkat. Mengumpulkan remah-remah hati yang telah kau patahkan. Menyiapkan mental dengan pertanyaan orang disekitar. Aku tidak menyesali berahkirnya cerita cinta ini. Aku hanya menyesali kenapa hubungan pertemanan ini harus berahkir. Munafik se

Melangkah Pergi

Aku tau dari awal hanya aku yang memupuk cinta ini. Yang berjuang dari start sendirian. Aku hanya bisa memelukmu dengan doa. Karna pada kenyataannya kamu dipeluk wanita lain. Aku masih bertahan dengan mimpi kita. Mimpi untuk hidup berdua menjalankan laju roda kehidupan bersama. Membangun usaha yang sesuai dengan hobi kita. Berdiri satu meter dibelakangmu membuat hatiku bergetar, andai aku dapat menghabiskan waktu denganmu. Merapalkan doaku dibelakangmu, serta mengamini setiap doamu. Cukup setahun aku menunggu bersahabat dengan ketidakpastian. Karena dirimu juga bimbang untuk memilih aku atau dia. Dia yang dari awal tak ada, kamu masukan dalam lingkaran cerita cinta kita. Berbekal kasihan, namun mana ada yang bisa memberi kepastian bahwa wanita itu tidak menyimpan rasa kepadamu. Butuh waktu untuk aku menenangkan diri setelah semua yang terjadi. Setelah lama aku menyangkal keadaan ini. Tiba waktunya ku sadari. Tembok kepercayaan yang aku bangun, seketika roboh dihantam s